Kebangetan 'Kentara Banget Editan' - Video Editing (Ilustrasi: Michu OH) |
Editing tidak hanya sebatas split, fade out/in, trasition, yap masih banyak seperti: crop, video fx. Ehhh! Itu sama saja,
sebatas tools standard yang hampir semua ada di aplikasi video editing, kalo
salah satunya nggak ada, mendingan move ke aplikasi lain. Editing melibatkan
emosi dan penunjang untuk menyampaikan apa pesan dari video yang sutradara
tidak bisa sampaikan itu, misalnya lewat background music yang biasa disingkat
bgm.
Terlebih dengan film documenter yang pada dasarnya
adalah true story / reality yang melibatkan orang banyak dan keadaan yang tidak
dibuat-buat kecuali pada beberapa bagian –biasanya hanya guyonan semata.
Selebihnya adalah pure seperti kejadian. Beda dengan film fiksi, keadaan sudah
diatur oleh penulis script dan sutradara. Tidak ada yang tahu apa yang akan
terjadi, di film terlebih drama korea tidak ada yang tidak mungkin, maka
dari itu sulit untuk ditebak ending –nya.
Oleh karena film documenter menampilkan keadaan
sesungguhnya, maka mesti dikemas sebaik mungkin agar bagaimana hal tersebut
menyampaikan pesan dan yang terpenting adalah bagaimana tayangan tersebut
menarik untuk ditonton. Mengetahui bahwa mayoritas penikmat film documenter
biasanya adalah orang yang ada dalam film itu sendiri, beda dengan fiksi. Hal
tersebut menguatkan mengapa harus lebih menarik karena orang yang ada di film
sebenarnya sudah mengalami sendiri dan mengetahui persis keadaan saat shooting.
Menonton film documenter biasanya mempunya tujuan yang
beragam, seperti; mencari inspirasi, referensi, atau sekedar mengenang –jika
yang ditonton adalah ada kita. Jika tujuannya adalah mengenang, maka kita
sebagai penyusun film dokumenter dituntut untuk menampilkan hal lain dan
pandangan yang berbeda dari angle
kamera dari apa yang dirasakan saat moment itu ada.
Menambahkan animasi, video fx, bgm, dll adalah salah
satu alternative untuk membuat video lebih hidup dan berkesan –buat gagal move
on dari suatu kejadian tertangkap kamera. Yang penambahan tersebut semua orang
tahu, namun dalam hal ini masih beberapa terjadi kesalahan dalam penambahan
accessories video. Bukannya membuat hidup, video yang memorable menjadi rusak
karena kesalahan fx atau bgm.
Misalnya:
Scene : Adegan saling mencebur ke
air
Loc : Pantai
Bgm : Kupu-kupu malam.
Atau...
Scene : Doa sebelum melakukan
kegiatan
Loc : Depan posko
Bgm : Bintang 14 Hari
Dua scene tersebut adalah contoh kesalahan extreme
yang masih mungkin terjadi dalam video editing. Namun, contoh bgm scene kedua
adalah yang sebaiknya tidak dipakai. Scene doa biasanya jika memungkinkan
mengamabil video asli dari video tersebut, hikmat. Jika memang harus memakai
bgm karena terdapat bunyi mengganggu misalnya kendaraan, pilihlah yang music
yang penyemangat membangun spirit.
Pemilihan bgm yang cukup bagus untuk sebuah documenter
seperti video ini berikut:
Ini juga....
Karena dalam pengambilan video documenter terjadi
secara spontan dan tidak ada scenario jelas, maka biasa terjadi pengambilan
video yang tidak layak masuk film, maka split and cut juga perlu
dipertimbangkan dalam editing. Jika saja saat pengambilan video mendaki
tiba-tiba dalam perjalan terekam orang membuang hajat sampah, kan itu
adalah contoh tidak baik dalam tayangan film documenter.
Editing video tidak peduli film documenter ataupun
film fiksi mesti memperhatikan detil video per detik –nya, demi hasil yang
maksimal. Memilih dari sudut kamera mana yang diambil dan di render adalah
kerjaan editor.
“Pada dasarnya
editor adalah orang yang terbiasa dengan pilihan dan seleksi”
#INIAPA #random
Nah! Sudah bisa mengolah film documenter? Jadi kapan rendering / export
media?
0 Celoteh: