Senin, 28 September 2015

Falsafah Gantungan Kunci

 Beberapa hari lalu sebelum gue nulis ini, ketika itu salah seorang yang masuk list pertemanan gue menanyakan tentang kunci motor gue yang gak punya gantungan atau accessories begitulah. Disitu gue jelasin apa alasan gue gak kasih gantungan, gue bilang kalo ini adalah terapi, lebih tepatnya sebuah latihan –maksud gue, gue gak punya penyakit sih untuk disembuhkan sehingga harus terapi.

Oh! Yah melalui ini gue lanjutkan jawaban gue ke teman gue yang sedikit ngegantung saat itu sekaligus buat sharing aja tentang hal-hal absurd yang terjadi di kehidupan maha absurd gue yang sok filosofis ini. Hihihi…
Pertama, gue latihan untuk menjaga sesuatu yang gue miliki, maksudnya dengan tidak adanya gantungan kunci gue kemungkinan gue akan lebih sering (sesekali) memerhatikan kunci yang mungkin gue bawah ke kampus atau manapun. Memungkinkan sepanjang hari akan gue genggam atau simpan di saku yang dijamin gue gak akan kehilangan itu. Yah gak seperti sebelumnya, meskipun gantungan yang sangat banyak, itu hanya mebuat aku untuk tidak terlalu khawatir akan tercecer, alhasil malah pernah beberapa kali kehilang. Sekarang jika itu terjadi, maka dia tak akan kudapat lagi, dengan konsekuensi itu gue akan meningkatkan kewaspadaan. Hmmm…
Kedua, gue berlatih untuk tidak mudah melupakan sesuatu alias memperkuat ingatan, hihi. Sebuah kunci tanpa gantungan jika diperlukan, tentunya dicari dulu kaaan? Nah dalam mencari tidak ada bantuan menemukan karena tidak ada penanda –semacam gantungan/accessories, maka harus mengandalkan ingatan dimana sebelumnya disimpan. Itu membuat gue waspada sejak menyimpan hingga mencari lagi dengan tidak melupakan dimana dan atau dekat apa.
Ketiga, gue belajar untuk menempatkan sesuatu pada tempatnya. Sebelum gue melepas gantungan kunci yang gue, tiap pulang kosan ataupun rumah, gue menyimpan kunci di sembarang tempat. Hal itu membuat gue tak jarang kebingungan bila butuh motor tapi kunci tercecer entah kemana. Dengan tidak adanya gantungan kunci gue, gue jadi lebih cermat menyimpan kunci yaitu pada diamana itu harus ditempatkan, biasanya dekat dengan pintu kamar.
Keempat, gue belajar untuk hidup lebih bersahaja dan sederhana. Sederhana; lebih simple, gak berlebihan dari gaya, ekonomis, ataupun tenaga, tapi berlebihan dalam filosofis, hihihi... Gue yang lalu-lalu udah banyak kali berganti gantungan kunci, mulai dari yang super repot (sim card bekas biasanya terpasang mewakili tiap-tiap operator di Indonesia, tidak lagi jika ada dari luar), ada juga yang sayang kalo dijadiin gantunga (chip handphone, meskipun yang udah jadul tapi kan tetap aja sayang, pemborosan), gue juga sering melihat orang lain pake boneka besar nggak nanggung-nanggung, mungkin berlebihan kalo gue bilang lebih besar dari motornya. Oh! Yah, biasa juga pake dari pemberian pacar, kan repot kalo ini harus punya pacar dulu, xixixiii.
Bukan apanya gue sharing beginian, mungkin aja ada yang tetarik karena jang kira bahwa kegiatan-kegiatan kecil yang kita lakukan sehari-hari tidak mempengaruhi  keperibadian dan karakter kita dalam skala besar, itu aja hihi…Tapi jujur sih lebih kepada nggak punya sih atau nggak ada yang ngasih accessories. :D
Tapi udahlah, lupakan semua yang gue tulis diatas, gue hanyalah insan yang tergila-gila literasi dan buta akan filosofi-filosofi yang coba nulis semuanya.

 # my mia # enjoy aja keleuss.

THX4R ©469




Previous Post
Next Post

0 Celoteh: